Sabtu, 12 November 2011

Belajar dari Suku Baduy Yuk!




Kemarin kira-kira beberapa minggu yang lalu, gw liat liputan tentang suku Baduy di Banten. Menurut adat mereka, hidup selaras dengan alam itu penting banget. Suku Baduy membangun rumah mereka dengan bahan-bahan alam, jadi ga ada tuh istilahnya genteng batako atau apa. Atap mereka aja cuma dari daun-daunan. Dan yang paling menarik perhatian gw, menurut adat mereka ngebangun kamar mandi juga dilarang. Jadinya kalo mereka mau mandi mereka harus berjalan ke sumber air yang jauuuh dari rumahnya. Lebih-lebih suku Baduy dalam, mereka bahkan melarang penggunaan shampo sabun dan sejenisnya. Katanya zat-zat itu bakal ngerusak alam. Mereka juga merawat tumbuh-tumbuhan disana sambil mempertahankan keasliannya, jadi tumbuhan yang seharusnya gak ada disana ya ga bakal ditanam.

Nah, pertanyaannya, buat apa mereka susah-susah kayak gitu sih? Buat apa mereka ngorbanin diri mereka sendiri dengan harus berjalan jauh hanya untuk mandi, sementara orang-orang di luar sana merusak alam dengan semena-mena? Bayangin aja cewek remaja kota yang mandi di kamar mandi mewahnya dengan shampoo dan sabun yang melimpah dan mahal-mahal. Umm..maksud gw jangan dibayangin beneran, cuma buat perbandingan aja gitu. Yah, balik ke masalah Baduy, apa yang mendasari pengorbanan mereka? Yap, tidak lain dan tidak bukan adalah rasa cinta mereka terhadap alam. Cuma itu. Mereka ga kayak kebanyakan orang kota yang cuma bisa teriak-teriak global warming, penghijauan, cintai alam, tapi ga ada tindakan nyatanya. Atau seperti kata Michael Jackson, masyarakat selalu berpikir “pemerintah harus segera bertindak” atau “mereka akan segera memulai usaha penyelamatan alam”. It’s not all about “they”, it’s about “us”. Kita yang harus memulai dari diri sendiri, seperti suku Baduy.

Kalo kita baca kitab Kejadian pasal 1, Allah bener-bener nyiptain alam dengan harmoni yang luar biasa. Bagaimana urutan penciptaan dibuat sedemikian rupa sehingga akhirnya Allah melihat bahwa semuanya sungguh amat baik. Kemudian Allah berfirman "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." (Kej 1:28). Maksud dari kata taklukan disini tentu bukan “habiskan” atau “kuasai dengan semena-mena”, melainkan lebih kepada merawat dan memelihara. Memang alam diciptakan untuk manusia, namun yang sering terjadi adalah alam dimanfaatkan untuk kepentingan individu, tanpa memikirkan orang lain atau generasi mendatang. Jadi, apakah kita mau turut serta untuk merusak alam yang telah diciptakan Allah yang kita cintai? Kita dapat mengambil motivasi suku Baduy “mencintai alam” menjadi motivasi kita sendiri, yaitu “bila kita mencintai Allah, kita juga harus mencintai alam ciptaan-Nya”.

Nah, apa aplikasi nyata yang bisa kita ambil? Aplikasi yang gw ambil ialah ga ngebuang sampah sembarangan, dan puji Tuhan ini udah berlangsung cukup lama. Kalo mau dicoba gampang kok. Menurut gw sih ada banyak tindakan yang gampang tapi ngaruh banget, misalnya mengurangi penggunaan plastik, styrofoam, menanam pohon, hemat listrik dengan mematikan lampu dan alat-alat elektronik yang ga dipake, dan macem-macem yang lainnya. Jadi, anda pilih yang mana? Bersama Tuhan pasti bisa kok! God bless you all :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar